Badan Hisab dan Rukyat Kota Bandung menyebut ribuan masjid arah kiblatnya tidak akurat. Arah kiblat disepakati berada di 25 derajat 10 menit dari titik barat hampir barat laut.
"Jumlah masjid di Bandung ada empat ribu. Lebih 50 persen arah kiblatnya tidak tepat. Ya, banyak yang melenceng, memang benar ke arah barat, tapi umumnya kurang ke sebelah kanan," kata Kepala Badan Hisab dan Rukyat Kota Bandung Maftuh Kholil di sela-sela acara sosialiasai pengukuran arah kiblat yang digelar di Masjid Al Ukhuwah, Jalan Wastukancana, Senin (8/12/2014).
Maftuh menjelaskan, pihaknya untuk tahap awal bakal kalibrasi arah kiblat di enam masjid yang tersebar di enam wilayah Kota Bandung. Selain itu menggencarkan sosialisasi kepada Majelis Ulama Indonesia (MUI) tingkat kecamatan dan masjid yang kapasitasnya besar.
"Targetnya dalam setahun semua masjid selesai (sesuai arah kiblat). Selain itu, dimohon para ketua DKM harus ada permohonan kepada kami untuk kalibrasi. Gratis atau tanpa dipungut biaya, kami sudah siap menerjunkan petugas untuk mengkalibrasi arah kiblat. Jadi bukan bangunan (masjid) yang digeser, sajadahnya yang geser," tutur Maftuh.
Selain masjid, kata Maftuh, pihaknya juga merencanakan pemasangan tugu kiblat di seluruh tempat pemakaman umum (TPU). Sebab, sambung Maftuh, wajah jenazah umat Islam sewaktu dimakamkan lazimnya mengarah ke kiblat.
Kondisi yang berbeda, jejeran makam berbaris rapi menghadap kiblat di di komplek Al Azhar Memorial Garden yang seluruh makamnya telah bersertifikat arah kiblat yang benar dari otoritas Kemenag Karawang.
Emil sapaan Ridwan, menyebut adanya pergeseran untuk arah kiblat yang tepat memang bakal membuat tidak nyaman antara posisi mimbar dan sajadah.
"Nanti sajadahnya miring-miring, tapi itu resiko. Daripada mengikuti kondisi arah kiblat yang enggak akurat lagi. Jadi arah sajadah saja digeserkan," kata Emil ditemui di tempat sama.