Anggaran pembangunan Masjid Agung KBB mendapat alokasi dana bantuan pemerintah Provinsi Jawa Barat senilai Rp 10 miliar. Lalu, ada hibah dari Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung Barat senilai Rp 7,5 miliar.
Total dua dana bantuan itu ternyata tak cukup untuk merampungkan pembangunan masjid. Pada proyek lanjutan yang mengganti sistem tender menjadi swakelola ini, divisi manajemen konstruksi dan perencanaan yang masih bagian dari panitia pembangunan berencana mengaji ulang desain lama masjid.
Satu tahun mangkrak, pembangunan masjid agung Kabupaten Bandung Barat akan dilanjutkan lagi pada awal November 2014. Total dana pembangunan masjid ini ternyata mencapai Rp 32 miliar.
Pembangunan Masjid Agung Kabupaten Bandung Barat yang berlokasi di Plasa Mekarsari, komplek Pemerintah Kabupaten Bandung Barat, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, sudah hampir satu tahun mangkrak sejak November 2013 lalu.
Selain itu, arsitektur masjid juga akan dikaji ulang. Menurut Mustopha, pada desain awal terdapat masalah pada lokasi tempat wudhu yang dinilai terlalu curam, di posisi 5 meter di bawah masjid. Lokasi baru tepat wudhu akan dibuat sejajar dengan bangunan masjid.
Banyaknya perubahan ini disebut sebagai penyebab melonjaknya dana pembangunan sampai Rp 32 miliar itu. "Kemungkinan nambah. Bisa lebih mahal lagi keluarnya," ujar Musthopa.
Dengan sistem swakelola yang saat ini diterapkan, Mustopha berharap kekurangan dana pembangunan masjid yang mencapai Rp 17,3 miliar bisa ditanggulangi dengan bantuan dari para donatur yang ingin memberikan sumbangan.
Sistem swakelola tersebut memungkinkan panitia pembangunan masjid meminta bantuan dari donatur bahkan sumbangan masyarakat di luar instansi pemerintah. Sistem ini juga tak mengedepankan untung dan rugi. Kemajuan pembangunan akan disesuaikan dengan dana yang ada.
Yayat mengatakan masjid ini diharapkan bisa menjadi ikon Kabupaten Bandung Barat sekaligus menjadi pembatas wilayah. Masjid yang memiliki konsep siluet ini juga bakal dilengkapi menara setinggi lebih dari 60 meter. "Ini bisa terlihat jelas dari jalan tol (Cipularang)," ujar dia.
Total dua dana bantuan itu ternyata tak cukup untuk merampungkan pembangunan masjid. Pada proyek lanjutan yang mengganti sistem tender menjadi swakelola ini, divisi manajemen konstruksi dan perencanaan yang masih bagian dari panitia pembangunan berencana mengaji ulang desain lama masjid.
Satu tahun mangkrak, pembangunan masjid agung Kabupaten Bandung Barat akan dilanjutkan lagi pada awal November 2014. Total dana pembangunan masjid ini ternyata mencapai Rp 32 miliar.
Pembangunan Masjid Agung Kabupaten Bandung Barat yang berlokasi di Plasa Mekarsari, komplek Pemerintah Kabupaten Bandung Barat, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, sudah hampir satu tahun mangkrak sejak November 2013 lalu.
Selain itu, arsitektur masjid juga akan dikaji ulang. Menurut Mustopha, pada desain awal terdapat masalah pada lokasi tempat wudhu yang dinilai terlalu curam, di posisi 5 meter di bawah masjid. Lokasi baru tepat wudhu akan dibuat sejajar dengan bangunan masjid.
Banyaknya perubahan ini disebut sebagai penyebab melonjaknya dana pembangunan sampai Rp 32 miliar itu. "Kemungkinan nambah. Bisa lebih mahal lagi keluarnya," ujar Musthopa.
Dengan sistem swakelola yang saat ini diterapkan, Mustopha berharap kekurangan dana pembangunan masjid yang mencapai Rp 17,3 miliar bisa ditanggulangi dengan bantuan dari para donatur yang ingin memberikan sumbangan.
Sistem swakelola tersebut memungkinkan panitia pembangunan masjid meminta bantuan dari donatur bahkan sumbangan masyarakat di luar instansi pemerintah. Sistem ini juga tak mengedepankan untung dan rugi. Kemajuan pembangunan akan disesuaikan dengan dana yang ada.
Yayat mengatakan masjid ini diharapkan bisa menjadi ikon Kabupaten Bandung Barat sekaligus menjadi pembatas wilayah. Masjid yang memiliki konsep siluet ini juga bakal dilengkapi menara setinggi lebih dari 60 meter. "Ini bisa terlihat jelas dari jalan tol (Cipularang)," ujar dia.